KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM



Karakteristik Islam
Berbagai pendekatan pemahaman Islam oleh para tokoh pemikir islam dengan versi yang berbeda, hal ini menunjukan bahwa Islam memilki karakteristik yang khas yang dapat dikenali melalui konsepsinya dalam berbagai bidang, antara lain bidang agama, bidang ibadah dll.

Bidang agama
Dalam bidang agama Islam dikenali dalam versi nurkholis majid, Islam mengakui adanya fluralisme. Dalam hal ini islam lebih mengakui adanya kebenaran dari agama-gama yang lain sepanjang dia tetap berpegang teguh kepada agamanya, inilah sebabnya tidak boleh adanya pemaksaan dalam beragama. Dengan demikian karakteristik Islam dalam bidang agama lebih bersifat toleran, pamaaf, tidak pemaksaan dan saling menghargai

Bidang Ibadah
Ibadah adalah upaya mendekatakan diri kepada Allah dengan mentaati seluruh perintahnya dan meninggalkan segala larangnnya dan mengamalkan apa yang diizinkannya
Dalam yurisprudensi Islam dijelaskan bahwa, dalam ibadah tidak ada kreativitas, akal manusia tidak perlu ikut campur dalam persoalan ibadah. Dengan demikian visi Islam dalam ibadah merupakan sifat jiwa dan visi islam dalam penciptaan manusia hanya untuk ibadah

Bidang Akidah
Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai tuhan yang wajib disembah. Orang yang beriman tentu tidak bersikap, perbutan dan perkataan melainkan secara keseluruhan menggambarkan iman kepada Allah.
Akidah Islam bukan sekedar keyakinan dalam hati, tetapi harus menjadi acuan dan dasar dalam bertingkah laku yang pada akhirnya akan melahirkan amal saleh.

Bidang Kebudayaan
Dalam bidang budaya islam lebih bersikap terbuka, akamodatif, tetapi juga selektif

Bidang Pendidikan
Dalam islam Pendidikan merupakan hak setiap manusia. Islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang tujuan , kurukulum, guru, metode,sarana dan lain sebagainya

Bidang Sosial
Ajaran Islam dalam bidang sosial merupakan ajaran yang sangat menonjol, karena keseluruhan dari konsepsi islam lebih mengarahkan kesejahteraan manusia
Berdasarkan hasil penelitian jalaluddin rahmat bahwa urusan mu’amalah lebih besar dari urusan ibadah. Hal ini dapat dibuktikan ketika waktunya bersamaan antara mu’amalah dengan ibadah, maka ibadah boleh diperpendek


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages